Berita

BERAPA BANYAK JAMAAH SHALAT FARDHU DI MASJID AL ACHWAN ?

 Sebagian besar pembaca akan sepakat bahwa salah satu ukuran dari kemakmuran sebuah masjid adalah jumlah jamaah shalat fardhu masjid tersebut. Masjid al-Achwan merupakan salah satu masjid yang memiliki data jumlah jamaah shalat fardhu. Pada bulan Januari 2015 (Rabiul Awal 1436H) ini, jumlah jamaah tertinggi pada saat shalat Maghrib dengan rata-rata (SD) 6,04 (0,36) shaf atau 206 jamaah. Jamaah shalat paling rendah adalah jamaah shalat Dzuhur dimana rata-rata (SD) hanya 2,24(0,33) shaf atau 76 jamaah. Gambar di bawah ini mengungkapkan variasi jumlah shalat fardhu di Masjid al-Achwan, antara tanggal 13-20 Januari 2015 (22-29 Rabiul Awal 1436H).

Walaupun jumlah jamaah shalat penting, sebagian besar masjid tidak mempunyai data (angka) tentang jumlah jamaah shalat fardhu tersebut. Penghitungan dan pencatatan jumlah jamaah shalat memang tidak mudah. Pertama, si pencatat juga mempunyai kewajiban shalat sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Kedua, jika pencatatan dilakukan setelah salam (selesai shalat) bagaimana cara menghitungnya? Pencatat juga perlu berdzikir setelah shalat, sedangkan sebagian jamaah shalat meninggalkan masjid lebih awal. Alhamdulillah, Masjid al-Achwan mempunyai catatan jumlah jamaah shalat fardhu tersebut. Metode penghitungannya disesuaikan dengan tanda-tanda di dalam bangunan masjid. Pencatatan dilakukan setelah selesai shalat (salam). Di dalam ruangan shalat masjid ada dua pilar, di sebelah kiri dan kanan. Jarak antara kedua pilar tersebut sama dengan 3 kali jarak antara pilar kiri atau kanan dengan batas lantai shalat (pilar luar). Dengan demikian kita dapat membagi panjang shaf menjadi 5 bagian, 1 bagian pertama antara batas lantai dengan pilar kiri, 3 bagian di tengah antara dua pilar (kiri dan kanan), dan 1 bagian lagi antara pilar kanan dengan batas lantai shalat. Setiap bagian mewakili 1/5 shaf. Setiap shaf dapat menampung rata-rata 34 jamaah. Setiap selesai salam pencatat data menghitung jumlah jamaah shalat dengan menghitung jumlah shaf penuh dan shaf yang tidak penuh. Shaf yang tidak penuh dapat mengisi 3 bagian tengah (3/5) atau ditambah lagi 1 bagian (1/5) dari kiri atau kanan. Misalnya jumlah jamaah shalat Subuh yang tercatat adalah 2,3, 2,8, 3,2, 3,6, 3,4, 2,6, 2,8, 2,6. Dengan data tersebut kita dapat memperoleh nilai rata-rata dan simpangan baku (SD).

 PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (SOP) PENENGANAN JENAZAH 

Mataram. Ta’mir Masjid al-Achwan sedang menyusun suatu SOP untuk penanganan jenasah muslim di Griya Pagutan Indah. SOP tersebut akan diberlakukan pada tanggal 25 Januari 2015, ketika akan dibahas bersama dengan Ketua RT, Kepala Lingkungan, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kematian, dan undangan lainnya. Draft dari SOP tersebut dapat dilihat di sini

PERNIKAHAN SUPRIYADI

 Mataram. Salah satu fungsi dari masjid adalah tempat pelaksanaan ibadah horizontal, termasuk kegiatan pernikahan. Masjid al-Achwan menjadi tempat pernikahan dari pasangan S. Riyadi Subroto dan Laila Kharunnisa Evada, yang dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 18 Januari 2015. Pengantin pria adalah warga Lingkungan Griya Pagutan Indah di RT 04, Jl. Pantai Sanur. Upacara pernikahan dibuka pada pukul 09:34, dan akad nikah dinyatakan syah oleh para saksi dan undangan pukul 10:04 wita. Di Masjid al-Achwan, peristiwa ini merupakan kegiatan pernikahan pertama di tahun 2015. Masjid al-Achwan sudah menyelenggarakan acara pernikahan sejak tahun 2000-an.

KUNJUNGAN DELEGASI PALESTINA 

Mataram. Masjid al-Achwan mendapat kunjungan delegasi Palestina yang datang ke NTB, Dr. Moosa. Beliau datang dibawa oleh pegiat pengalangan dana untuk Palestina,TGH Muchlis. Kedatangan delegasi Palestina tersebut dirangkaikan dengan kegiatan pengajian mingguan, setiap habis shalat Maghrib sampai waktu shalat Isya’. Dalam sambutannya Dr. Moosa menggambarkan bagaimana Palestina sedang berjihad melawan Israel untuk memperebutkan Masjidil Aqsa. Sekarang, Israel telah merampas semua kartu penduduk warga Palestina di kawasan masjid, sehingga nantinya tidak ada data tentang keberadaan penduduk muslim di sekitar masjid. Israel juga sedang membangun terowongan di bawah masjid untuk merekayasa situs Yahudi kuno di bawah bangunan masjid. Situs arkeologi kuno rekayasa tersebut akan digunakan untuk mengklaim bahwa umat Islam telah mendirikan masjid di atas reruntuhan aitus suci warga Yahudi. Kedua strategi Yahudi tersebut dimaksudkan untuk menjadi alas an pembongkaran Masjidil Aqsa. Karena itu, kita sebagai warga muslim harus bersama-sama berjuang untuk membantu Palestina dalam melindungi masjid suci ketiga umat Islam tersebut. 

PELATIHAN PENANGANAN JENAZAH 

Mataram. Masjid al-Achwan melaksanakan pelatihan penanganan jenasah pada hari Minggu, tanggal 21 Desember 2014. Pelatihan dilaksanakan mulai pukul 09:00 sampai pukul 12:00. Pelatihan penanganan jenasah meliputi tiga topic, yaitu bagaimana memperlakukan jenasah, bagaimana memandikan jenasah, dan bagaimana mengkafani jenasah. Pelatihan tersebut direncanakan akan diikuti oleh 85 orang, setiap RT diwakili oleh 5 orang. Sebagian RT, sayangnya, tidak dapat mengirimkan wakilnya sehingga jumlah peserta sekitar 80 orang. Narasumber pelatihan didatangkan dari praktisi yang telah berpengalaman dan akademisi IAIN Mataram (Drs. H.M. Nasikhin, M.A.). Setelah pelatihan disepakati untuk dibentuk suatu satuan tugas di bawah Ta’mir masjid yang berfungsi melayani warga yang mendapat musibah kematian. Pada kesempatan tersebut, koordinator dari satuan tugas sudah ditunjuk Bapak Ir. H. Subrandryo. Di bawah coordinator tersebut aka nada satuan tugas jenasah pria dan satuan tugas jenasah wanita. Sejak tanggal 21 Desember 2014, Masjid al-Achwan akan menyediakan layanan gratis untuk penanganan jenasah warga muslim GPI, yaitu memandikan dan mengkafani jenazah.



UNIT URUSAN KEMATIAN LINGKUNGAN GRIYA PAGUTAN INDAH



















Catatan Untuk  Pembaca
Untuk berita yang sudah lama kami pindahkan ke Laman Arsip dan bisa di download


Tidak ada komentar:

Posting Komentar